Isra’ Mi’raj adalah peristiwa luar biasa yang menjadi bukti nyata kebesaran Allah SWT sekaligus mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW. Perjalanan ini terjadi pada malam hari, di mana Rasulullah SAW diperjalankan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem (Isra’), lalu naik ke langit hingga Sidratul Muntaha (Mi’raj). Momen ini tidak hanya menjadi bukti kebesaran Allah SWT, tetapi juga membawa pesan penting bagi umat Islam: kewajiban shalat lima waktu.
Isra’ Mi’raj adalah peristiwa luar biasa yang menjadi bukti nyata kebesaran Allah SWT sekaligus mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW. Perjalanan ini terjadi pada malam hari, di mana Rasulullah SAW diperjalankan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem (Isra’), lalu naik ke langit hingga Sidratul Muntaha (Mi’raj). Momen ini tidak hanya menjadi bukti kebesaran Allah SWT, tetapi juga membawa pesan penting bagi umat Islam: kewajiban shalat lima waktu.
Isra’: Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa
Isra’ adalah bagian pertama dari perjalanan Nabi Muhammad SAW, di mana beliau ditemani oleh Malaikat Jibril. Dalam waktu yang sangat singkat, Nabi SAW dibawa melintasi jarak ribuan kilometer untuk sampai ke Masjidil Aqsa, tempat beliau memimpin shalat bersama para nabi lainnya. Peristiwa ini menegaskan keistimewaan Masjidil Aqsa sebagai salah satu tempat suci dalam Islam.
Al-Qur'an menyebutkan peristiwa ini dalam Surah Al-Isra ayat 1:
"Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
Mi’raj: Perjalanan ke Langit Tertinggi
Setelah perjalanan Isra’, Nabi Muhammad SAW melanjutkan perjalanan Mi’raj menuju langit. Di setiap tingkatan langit, beliau bertemu dengan para nabi, seperti Nabi Adam di langit pertama, Nabi Isa dan Nabi Yahya di langit kedua, hingga bertemu dengan Nabi Musa dan Nabi Ibrahim. Puncaknya adalah pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan Allah SWT di Sidratul Muntaha, tempat tertinggi yang tidak dapat dijangkau oleh makhluk lain.
Di sinilah Nabi Muhammad SAW menerima perintah untuk melaksanakan shalat lima waktu sebagai kewajiban utama bagi umat Islam. Pada awalnya, shalat diperintahkan sebanyak 50 waktu, namun setelah beberapa kali Nabi Muhammad SAW meminta keringanan, jumlahnya menjadi lima waktu, tetapi dengan pahala yang setara 50 waktu.
Pesan dan Hikmah dari Isra’ Mi’raj
1. Shalat sebagai Tiang Agama
Peristiwa Isra’ Mi’raj menegaskan bahwa shalat adalah ibadah utama yang harus dijaga oleh setiap Muslim. Shalat menjadi sarana komunikasi langsung antara hamba dengan Allah SWT dan merupakan pengukur keimanan seseorang.
2. Keistimewaan Rasulullah SAW
Mukjizat ini menunjukkan kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul pilihan dan pemimpin umat. Perjalanan ini menegaskan bahwa beliau adalah manusia paling mulia yang diberi kehormatan untuk langsung berjumpa dengan Allah SWT.
3. Keimanan yang Kuat
Isra’ Mi’raj menguji keimanan umat Islam. Meskipun sulit dinalar oleh logika, peristiwa ini diterima dengan keyakinan penuh oleh para sahabat, khususnya Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ini mengajarkan bahwa keimanan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya harus berada di atas segala logika manusia.
4. Keutamaan Masjidil Aqsa
Sebagai salah satu destinasi dalam perjalanan Isra’, Masjidil Aqsa menjadi simbol penting dalam Islam. Peristiwa ini mengingatkan umat Islam akan tanggung jawab untuk menjaga dan memuliakan tempat suci ini.
Relevansi Isra’ Mi’raj dalam Kehidupan Umat Islam
Isra’ Mi’raj bukan sekadar peristiwa sejarah, tetapi juga pengingat abadi akan kebesaran Allah SWT dan pentingnya menjalankan perintah-Nya. Kewajiban shalat lima waktu yang diturunkan langsung dalam peristiwa ini menjadi fondasi utama dalam kehidupan seorang Muslim. Selain itu, perjalanan ini mengajarkan bahwa setiap ujian keimanan harus dihadapi dengan keyakinan penuh kepada Allah SWT.
Dengan memahami hikmah dari Isra’ Mi’raj, umat Islam diharapkan mampu menjadikan shalat sebagai poros kehidupannya dan terus memperkuat iman serta hubungan dengan Allah SWT. Peristiwa ini bukan hanya mukjizat Nabi Muhammad SAW, tetapi juga panduan hidup bagi setiap Muslim sepanjang masa.