Tgk. Budyarto, S. Pd mewakili Mudir Dayah Al Athiyah Tahfizh Al Qur'an Aceh ( Ustadz Dr. H. Raihan Iskandar, Lc, MM ) melaksanakan kegiatan temu ramah dengan Dinas Sosial Aceh pada hari Kamis, 06 Mei 2024. Kedatangan perwakilan dari Mudir Dayah Al Athiyah Tahfizh Al Qur'an Aceh di Sambut dengan hangat oleh Bapak Dr. Muslim Yacob, M. Pd Selaku Kepala Dinas Sosial Aceh.
Saat ini dunia telah memasuki abad ke 21 atau sering juga disebut dengan era revolusi industri. Di mana Sumber Daya Manusianya(SDM) dituntut untuk lebih memiliki kecakapan yang dapat mengimbangi kemajuan zaman yang di setiap waktu terus berkembang pesat.
Di awal abad 20 Aceh memiliki sejumlah ulama besar kharismatik, di antaranya Teungku Haji Muda Waly al-Khalidy yang berada di Aceh Selatan Provinsi Aceh . Teungku Haji Muda Waly sangat harum dan populer di dayah-dayah Aceh , kepribadiannya hampir tak ada cacat di dayah, bahkan ada semacam anggapan bahwa Muda Waly adalah ulama yang berpangkat Waliyullah.
Apa kabar kawan? Hari ini namamu dielu-elu Dalam hymne yang mendayu-dayu "Terpujilah wahai engkaui Ibu bapak guru...."
“87,5% Mahasiswa Indonesia Salah Jurusan” (Republika.com, Kamis 07 Feb 2029). Kebayang dong, Ketika kita membaca headline berita tersebut. Jika kita termasuk yang sudah lulus bahkan sudah bekerja atau lagi kuliah, mungkin kita akan senyum kecut. Ah, masa sih. Tapi saya nyaman kok dengan situasi ini, mungkin itu yang terlintas. Apalagi temannya banyak.
Merdeka belajar akan tercapai ketika seseorang belajar karena dorongan qimah ruhiyah atau untuk meraih ridha Allah SWT. Dan memandang belajar di sekolah sekolah ataupun menuntut ilmu bagian dari ibadah kepada Sang Pemilik ilmu yaitu Allah SWT. Merdeka belajar tidak terkait dengan adanya ulangan, ujian, tes yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan ataupun negara. Akan tetapi merdeka belajar terkait dengam daya dorong seseorang untuk belajar yang bertujuan agar kelak bisa menjadi masyarakat ya
Setiap anak itu “unik” dan setiap anak atau peserta didik memiliki potensi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Maka prestasi yang diperoleh pun akan berbeda-beda pula. Meskipun seseorang memiliki potensi yang sama dengan orang lain, tetapi kemampuan pendalaman dan pencapaian dapat pula berbeda. Semua tergantung pada kesungguhan, kerjs keras dan tentunya do’a. namun demikian sekeras apapun usaha, jika Allah belum menghendaki, maka prestasi yang ingin dicapainya belum tentu diraihnya.
Guru yang cerdas mampu menghadapi dan mengelola tantangan menjadi sesuatu yang bisa dimanfaatkan, memahami apa yang diajarkan, menguasai bagaimana mengajarkannya, dan tidak kalah pentingnya menyadari mengapa dia memilih dan menetapkan pilihan terhadap sesuatu kegiatan pembelajaran. Oleh sebab itu setiap guru hendaknya selalu mengembangkan dirinya menjadi pribadi yang lebih baik.